Di usia 26 tahun, Paul merasa menemukan cinta sejatinya sehari setelah hari Natal 1986. Segenap harapan tercurah pada wanita istimewa berumur 39 tahun. Sayang, sang pacar memutuskan dirinya dan memilih bertunangan dengan pria lain. Perpisahan tak dapat dihindari dan Paul patah hati.
Kemalangan beruntun terus menimpanya. Ayahnya meninggal dunia, disusul lumpuhnya sang ibu akibat penyakit. Dalam upaya menyembuhkan hati yang hancur, Paul makan selama 24 jam nonstop. Ia tak lagi memikirkan apa yang masuk ke mulutnya. Sehari ia bisa menyantap lebih dari 20 ribu kalori, hampir sepuluh kali asupan makanan pria normal.
Sarapan paginya adalah satu porsi besar bacon, empat sosis dan empat telur serta roti dan nasi sebanyak 2.700 kalori. Makan siangnya empat porsi ikan dan kentang goreng dengan kebab. Malam hari, Paul mengunyah daging panggang, keripik dan pizza. Camilannya tiap hari terdiri dari 40 batang cokelat dan 40 kantung keripik.
"Makanan adalah obat saya untuk mengisi kesepian dalam hati saya yang kosong saat itu. Padahal sebelumnya, saya tidak pernah makan dengan kompulsif dan saya selalu aktif," katanya mengenang masa-masa kritis hidupnya yang dimuat dalam The Sun. Dalam setahun, beratnya bertambah 70 kg.
Tubuh yang terus membengkak membuatnya dipaksa berhenti dari pekerjaan pengantar surat akibat kaki yang tak sanggup menahan berat. Ia pun pindah ke bagian lain, terlibat pidana karena pencurian yang membawanya ke penjara. Untuk menebus hukuman, Paul menghipotekkan rumah keluarga senilai 10.000 poundsterling atau setara Rp28 juta yang akhirnya melayang karena tak sanggup dilunasi.
Kebiasaan makan kompulsif Paul makin menggila. Paul tak punya waktu lagi selain untuk makan. Sejak 2000, ia tak lagi dapat berjalan. Tubuh raksasanya tergolek di tempat tidur. Alhasil, di usia ke-48 tahun, dokter mengultimatum Paul hanya dapat bertahan hidup dua tahun. Dia ditempatkan di ruang khusus dengan ranjang super besar dan diperiksa tiap tiga hari.
Tepat di ulang tahun ke-50, ia telah mencapai berat 444,5 kg. Saban tahun, biaya perawatannya 100.000 poundsterling setara Rp1,4 miliar. Dia pun menunggak pajak senilai satu juta poundsterling atau 14,5 miliar.
Pada 2009, Paul berubah menjadi sesosok super jumbo. Ia tak lagi mampu berjalan. Ahli menyarankan agar Paul segera dioperasi dan mengurangi asupan makan agar mampu bertahan hidup.
Sebuah prosedur ekstrem bypass lambung di Rumah Sakit St Richard di Chichester, West Sussex musim semi lalu dilanjutkan dengan diet ketat. Sekarang pemuda asal Ipswich berhasil mengurangi 190,5 kg bobotnya. Dengan tubuh 'barunya', ia berharap menemukan cinta baru setelah lebih dari 20 tahun mengubur perasaan.
"Untuk pertama kali setelah puluhan tahun, ada seseorang yang membuat saya berpikir tentang cinta. Dia seorang wanita istimewa yang mendukung saya menghadapi semuanya."
Suatu saat, Paul berharap telah kehilangan berat badan yang cukup untuk berbagi hidupnya dengan wanita idamannya.
0 komentar:
Posting Komentar