ShoutMix chat widget
Bhokalor

29 Apr 2011

Mengungkap Misteri 'Jabal Magnet' Purwokerto









Mobil berjalan hingga radius 50 meter dengan kecepatan 10 kilometer per jam, meski mesin tidak menyala.
Berita Terkait :
Selasa, 19 April 2011 | 18:22 WIB
Purwokerto -  Fenomena alam jabal magnet, seperti di Arab Saudi, ternyata ada pula di Banyumas, Jawa Tengah, tepatnya di Jalan Raya Desa Limpakuwus, Kecamatan Sumbang. Hal itu dibuktikan dengan mobil sarat penumpang yang mampu berjalan hingga radius 50 meter dengan kecepatan 10 kilometer per jam, meski mesin tidak menyala.

Fenomena alam ini menumbuhkan rasa penasaran banyak orang. Ratusan warga dari sekitar Banyumas, berduyun-duyun datang ke lokasi untuk memastikan kebenaran dari jabal magnet itu. Salah satunya adalah Aris, warga Desa Banjarsari Kulon, Kecamatan Sumbang, Purwokerto, Jawa Tengah.

Dengan sepeda motornya dia mencoba membuktikan kebenaran fenomena ini. "Seperti ada yang menarik motor saya, padahal sudah saya rem," ujar Aris, Selasa (19/4).

Benarkah ada medan magnet di daerah itu?  Muhammad Aziz, Dosen Jurusan Geologi Fakultas Teknik dan Sains Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto mengatakan tidak ada medan magnet di tempat itu. “Itu hanya ilusi optik,” katanya.

Aziz mengaku sudah melakukan penelitian sederhana dengan kompas. Dari kompas yang dibawanya, menunjukan tidak ada medan magnet di tempat itu.

Selain itu, ia juga sudah melakukan pengukuran dengan Global Positioning System (GPS). Dari pengukuran itu, ia mengatakan tanah yang dikira jabal magnet seperti yang ada di Kota Madinah itu, berada di ketinggian 717 meter di atas permukaan laut.

Dari pengukuran sekitar 30 meter, kata dia, ada penurunan ketinggian tanah sekitar dua derajat. “Jadi mobil atau motor yang berhenti terang saja akan mundur karena tanahnya memang miring,” kata dia.

Ia juga sudah melakukan pengukuran dengan gauss meter. Alat ini digunakan untuk mengukur medan magnet. “Hasilnya tetap saja, tidak ada medan magnet di jalan ini,” imbuhnya.

Menurut Aziz, bebatuan di sekitar jalan memang mengandung magnet. Hal itu wajar, karena batuan di daerah itu merupakan jenis andesit lava dari material vulkanik Gunung Slamet. Daerah ini memang tepat berada di lereng Gunung Slamet.

Sukmaji, Dosen Fisika Fakultas Teknik dan Sains Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto membenarkan adanya fenomena ilusi optic di tempat itu. “Fenomena ini persis seperti di Gunung Kelud, tidak ada magnet di sini,’ katanya.

Ia menjelaskan, di sebelah jalan tersebut ada lembah yang ditanami rumput gajah. Di sisi yang lain, jalan berbatasan dengan tebing. Komposisi tersebut membuat mata tertipu karena adanya letak geografis yang kontras antara jalan dengan lembah.

Dalam percobaan sederhana, botol air mineral yang berisi air akan tergelincir. Padahal, kata dia, jika benar ada jabal magnet, botol air mineral tersebut tidak akan bergerak. “Ini hukum gravitasi biasa,” ujarnya. (zhank's)

0 komentar:

Posting Komentar

IP
English French German Spain Italian Dutch Russian Brazil Japanese Korean Arabic Chinese Simplified